Jumat, 21 Oktober 2011

Dream or Real..

cast :
Im Yoon Ah : Im Yoon Ah
Kwon Yuri : Im Yuri
Jung Yunho : Im Yunho
Hwang Stephanie : Hwang Stephanie
Kim Jonghyun : Kim Jonghyun


Aku memandang gedung megah yang berdiri tegak di hadapanku. Terpampang dengan jelas ‘Seoul High School’. Ya, sudah sangat jelas, ini sekolah. Sekolah ini adalah sekolah favorit di Kota Seoul. Bukan hanya prestasinya saja, yang membuat sekolah ini favorit, tapi juga karena lengkapnya fasilitas. Tidak heran, kalau para siswanya adalah orang kaya. Terlihat jelas dari deretan mobil yang berderet di halaman parkir, termasuk aku. Ya, aku juga sekolah di sini.

”Fuhh..” Kutiup tanganku yang sudah setengah membeku. ”Áigo..musim dingin tahun ini..jauh lebih dingin...bisa-bisa aku mati membeku kalau berdiri di sini terus..” gumamku kesal. Buru-buru aku memasukkan tanganku ke dalam saku jaketku, berusaha menghangatkan tangan yang sudah sedingin es. Aku melihat langit....perlahan angin bertiup, diikuti dengan turun salju.”Ck..turun salju..” ujarku kesal. Kubenamkan lagi tanganku ke saku jaket. Mungkin kalian menganggap, aku seperti tidak punya kerjaan. Berdiri di pinggir jalan saat salju turun, bukannya pergi berteduh. Aku juga tidak tahu, kenapa aku tidak melakukan itu, yang pasti..pandanganku sudah gelap.

”Hei...cepat bangun!!” Aku mendengar suara namja yang berteriak persis di depanku. Suaranya sudah sangat kuhafal. Yeah, dia adalah sepupuku. Suaranya tidak berat, jadinya aku suka mengejeknya dengan mengatakan kalau suaranya seperti suara tante-tante kejepit. Padahal sebenarnya, suaranya sangat merdu. ”Berisik...”omelku sambil menarik selimut tebal untuk menutupi seluruh badanku. ”Yoona..ini sudah malam...ganti baju sana!!”perintahnya. Kulihat baju yang melekat di badanku, dia benar..aku masih menggunakan baju yang aku pakai tadi. ”Geurae...keluar sana...” pintaku sambil mencoba untuk duduk.

 ”Cepat ya...udah ditunggu..”

Aku hanya tersenyum kecut mendengarnya. ”Iya...sudah sana...”. ”Hush..hush..”

`~~~
Hai, namaku Im Yoona, umurku 15 tahun. Di Kota Seoul, aku tinggal dengan eomma, eonnie, dan sepupuku, appa ku tinggal di Amerika, karena sibuk mengurusi perusahaan kakekku. Im Yoori adalah nama eonnieku, umurnya 2 tahun lebih tua dariku, sifatnya sebenarnya sangat perhatian, tapi terkadang menyebalkan juga. Tapi, 3 tahun terakhir ini, dia tinggal bersama appa untuk study. Yang menurutku aneh sekali, dia pergi ke Amerika saat kelas 3 SMP, lalu lulus dan masuk SMA di sana, tapi saat naik kelas 3, dia malah pindah ke Korea. Sepupuku bernama Kim Jonghyun, umurnya 18 tahun, sifatnya yang sangat perhatian. Hah..seandainya aku punya oppa seperti dia. Tapi, terkadang sifatnya menyebalkan juga. Sama seperti Yuri eonnie. 

Kata Yoori eonnie, sebenarnya aku memiliki oppa kandung, yang umurnya hanya beda 1 tahun denganku. Tapi..katanya saat umurnya menginjak 1 tahun, tiba-tiba dia hilang...sampai sekarang pun..tidak ada yang tahu keberadaannya. Namanya..kalau tidak salah..Im Yoonho. Seandainya aku bisa menemukannya. Tapi...bagaimana caranya dia bisa hilang?? Umurnya masih 1 tahun..

”Yoona...kenapa diem??”tanya Hwang Stephanie aliasTiffany, sahabatku. Rupanya daritadi aku melamun di kelas. ”Siapa yang diem??”tanyaku bingung. ”Hantu!!” jawabnya ketus. ”Dimana-mana..hantu itu emang diem...” jawabku asal. ”Huu..gak seru ih...” ujar Tiffany kesal. ”Tapi..siapa bilang semua hantu itu diam...ada kok yang bisa bicara..”sambungnya serius. Aku menatap wajahnya, apa maksudnya sih??

 ”Hei..kamu mau aku pukul??..udah tahu kalau aku gak suka ngebahas kayak begituan....” omelku sambil menutup notebook yang daritadi aku pakai untuk mengisi blog milikku. ”Aku kan bukan Tiffany yang suka hal-hal mistis..”. 

”Nih!! Baca aja kalau gak percaya...” perintahnya sambil melempar sebuah majalah ke mejaku. Aku hanya memandangi majalah itu dengan tatapan datar.

”Santai dong...”godaku. ”Iya iya..udah ya..aku mau ke kantin dulu..” pamitnya. ”Ok..”

Aku mengambil majalah itu dan mulai mencari artikel yang dimaksud oleh Tiffany. Anehnya.. majalah itu tidak terdapat daftar isi, jadi..aku mencarinya dengan membalikkan satu persatu halaman. Awalnya rasa penasaranku sangat besar, tapi lama-kelamaan ini hanya buang-buang waktu saja. Aku langsung memasukkan majalah itu ke dalam tasku. Sudahlah, aku baca di rumah saja.

”Eonnie!!!!” panggilku pada Yuri eonnie yang sepertinya sudah lama menungguku di parkiran. ”Dasar!! Kamu mau membuatku mati beku??!!”omelnya. ”Mianhae…” ujarku sambil tersenyum manis padanya. “Sudah hentikan…ini tangkap!!” katanya sambil melempar sesuatu ke arahku. Hup!! Aku menangkapnya dengan cepat. Hmm..kunci??.

“Kunci mobil??” tanyaku bingung. “Hari ini aku ada pelajaran tambahan sampai malam..kamu pulang duluan aja…”jelasnya. “Ooo…” Aku hanya ber-o ria. “Dan..jangan lupa bawakan makanan untukku..nanti aku tunggu jam 5 sore di sini..arraseo??”

“Ne..”

”Gomawo...Yoona..”kata Yuri eonnie senang, saat aku mengantarkan makanan untuknya. ”Ne..sama-sama..” balasku sambil membetulkan posisi dudukku. Saat ini kami sedang ada di kantin, biasalah..aku dan Yuri eonnie adalah yeoja yang doyan banget makan. Sebenarnya masih ada sahabat eonnieku, yaitu Choi Sooyoung. Dia bisa memakan ukuran 6 porsi orang dewasa dalam sehari. Jangan bayangkan bahwa dia gendut, Choi Sooyoung adalah yeoja paling kurus di sekolah kami. Julukannya adalah ’yeoja tiang listrik’ karena tinggi badannya yang mencapai lebih dari 170 cm.

”Ngomong-ngomong..tadi waktu aku suruh pelayan di rumahku untuk bikinin makanan buat eonnie...kok mereka kaget gitu??” tanyaku. Jujur aja, sebenarnya waktu aku pulang ke rumah dan bilang sama pelayan di dapur, supaya bikinin makanan buat Yuri eonnie...raut muka mereka berubah drastis.

”Oo..aku beritahu ya..sebenarnya aku belum cerita soal kepulanganku ke Korea..” jawab Yuri eonnie, yang langsung disambut dengan wajah jahilnya. ”Jadi..tadi waktu berangkat ke sekolah..eonnie gak berangkat dari rumah??” tanyaku lagi. Satu lagi yang perlu kalian tahu, aku dan eonnieku tinggal di rumah yang berbeda, semenjak Yuri eonnie pergi ke Amerika. Sebenarnya rumah kami berdua masih dalam satu pekarangan yang sama, seperti rumah milik Kim Joo Won yang ada di drama serial Secret Garden. Ya, seperti itulah kira-kira.

”Enggak..” jawabnya santai. ”Aku berangkat dari rumah temanku..”   

”Trus..nanti malam eonnie pulang sama siapa??” tanyaku setelah menghabiskan 1 porsi kimbab. “Sama kamulah…” jawab Yuri eonnie santai. “Ye…enak banget nyuruh-nyuruh!! Gak mau!!” protesku. “Ayolah…masak kamu mau suruh aku pulang sendirian??”rengeknya. “Gak ada yang nyuruh pulang sendiri kok..” ralatku. Memang benar kan, aku tidak bilang kalau dia harus pulang sendiri.

“Trus kamu suruh aku pulang sama siapa??” tanyanya. “Mobilku..kan,  kamu bawa..”

“Sama..Sooyo..” kata-kataku tiba-tiba langsung dipotong. “Pokoknya kamu jemput aku di sekolah jam 11…titik!!” perintahnya sambil bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah kelasnya. “Huh..bikin orang susah aja…” keluhku yang mungkin hanya bisa aku dengar sendiri.

Sampai di rumah, aku hanya bisa diam saja meratapi nasibku yang harus bolak-balik ke sekolah. Seluruh badanku pegal, karena eonnie super manja yang aku ladeni itu. “Sekarang..enaknya ngapain ya??” ujarku sambil berpikir mencari kegiatan yang bisa menghilangkan kebosanan tiada henti ini. O iya.. aku kan belum baca artikel yang dimaksud Tiffany itu..mending aku cari sekarang aja.        


Aneh, tadi rasanya aku sudah memasukkan majalah itu ke dalam tasku, tapi kenapa sekarang majalah itu tidak ada?? Sudah 2 kali aku mengeluarkan semua isi tasku, tapi hasilnya nihil..majalah itu tidak ada di manapun. Sebesar apapun usahaku, majalah itu memang benar-benar tidak ada. Perlahan aku mencoba tidak menghiraukan majalah itu. ”Sebaiknya..sekarang lupakan saja soal majalah itu..” Aku berusaha meyakinkan diriku sendiri...Pandanganku beralih pada tempat tidur besar kesayanganku. Bruk!! Aku menjatuhkan badanku, lelah sekali rasanya. Tapi sepertinya aku merasakan ada benda keras di bawah bantalku. Aku mengambil bantalku dan benar sesuai dugaanku, ada sebuah buku yang sangat tebal dan entah buku apa itu. Yang kuingat adalah tulisan di cover depan buku itu, My Diary.

CLAP!!

Tiba-tiba lampu mati dan untung saja beberapa detik kemudian, lampunya sudah menyala. Bersamaan itu juga, seluruh tubuhku menegang, aku ingin berteriak..tapi kondisi tubuhku yang sudah terlanjur lemas karena shock, membuatku tidak bisa berteriak. Aku hanya bisa memejamkan mataku, menarik nafas sedalam mungkin, mencoba menghilangkan pikiran-pikiran aneh yang sudah berputar di otakku. Buku itu hilang...hilang seakan-akan, buku itu memang sudah tidak ada daritadi.

Sebenarnya, dengan kondisi tubuh yang seperti ini, aku pasti sudah tidak diizinkan untuk mengendarai mobil, tapi aku juga tidak mungkin hanya berdiam diri di rumah. Aku sudah terlanjur janji pada Yuri eonnie untuk menjemputnya.

Kulihat jam Casio milikku, sudah jam 10..lebih baik sekarang aku siap-siap berangkat. Aku sudah tidak tahu dan tidak mau tahu, apa yang terjadi dengan buku itu. Yang kutahu sekarang adalah seluruh badanku sangat berat untuk digerakkan, nafasku pun terasa sesak. Cih, aku tidak tahu apa aku akan selamat sampai di sekolah??

”Sudah hampir jam 11...mendingan aku samperin ke kelasnya aja...” batinku. Daripada aku menunggu di dalam mobil, lebih baik masuk ke dalam sekolah. Aku berjalan pelan menghampiri lift yang ada di lantai 1. Yeah, sekolah ini benar-benar modern. Aku menunggu sampai liftnya sampai di lantai 1.

Ting!!      

Pintu lift terbuka, dan di dalam lift kulihat Yuri eonnie yang sedang tersenyum kecut. ”Yuri eonnie, kau sudah selesai??” tanyaku. ”Iya..ah..tapi barangku ada yang ketinggalan..antarkan aku yuk!!” ajak Yuri eonnie. ”Ahh..baiklah..” ujarku setuju sambil berjalan masuk ke dalam lift.

”Tunggu saja di sini..aku hanya sebentar..” perintah Yuri eonnie. ”Iya...aku mengerti..” sahutku. 1 menit kemudian, Yuri eonnie sudah kembali. ”Bagaimana??sudah??” tanyaku memastikan. ”Sudah..yuk!!” jawab Yuri eonnie sambil menarik lenganku masuk ke dalam lift.

”Sebenarnya..barang apa yang ketinggalan??” tanyaku saat kami berada di dalam lift. ”O..kau juga tahu..” jawab Yuri eonnie. Apa maksudnya??aku juga tahu??.

”Apa maksudmu, Eonnie?” tanyaku penasaran. Dia hanya menjawabnya dengan tersenyum. Aku mulai merasa ada yang aneh dengan dirinya. 

”Kau tahu..benda apa itu..karena tadi kau baru saja melihatnya” jelas Yuri eonnie sambil tertawa kecil. Aku semakin tidak mengerti. Jelas sekali, ini bukan Yuri eonnie yang aku kenal. Bahkan aku merasa dia seperti orang asing bagiku.

”Kumohon...bicaralah yang jelas!!”pintaku sambil sedikit membentaknya. Oh..ya Tuhan..apa sebenarnya yang terjadi??

”Bukankah...kau familiar dengan buku ini??” tanyanya sambil menunjukkan sebuah buku tebal yang...  OH!! Dia benar..buku itu... Itu buku yang tadi aku temukan di bawah bantalku. Buku tebal dengan bermacam aksen yang sangat aneh. Buku berjudul ’My Diary’ itu.  Oh sial!! Seluruh tubuhku melemas... 

Sekarang aku hanya bisa jatuh terduduk di sudut lift. Aku sudah tidak punya kekuatan untuk berdiri. Aku merasakan detak jantungku yang semakin cepat dan kulihat Yuri eonnie menatapku sambil tersenyum tipis.

CLAP!!

Tiba-tiba lampu lift mati dan lift berhenti bergerak. Sial!! Apa lagi sekarang??

”Kuberitahu sesuatu...” Seseorang mulai memecah keheningan mengerikan ini. ”Aku tidak bermaksud untuk menakutimu..hanya saja aku sedang bosan...jadi...” kurasakan suara itu semakin mendekat ke arahku.
     
”BERHENTI!!!” teriakku dengan sisa-sisa kekuatan yang aku punya. ”Aku tidak tahu..dan sekarang aku ingin bertanya...APA MAUMU???” tanyaku sambil mencoba mencari wajah orang menyebalkan itu.

”Hei!! Aku tidak menginginkan apa-apa...” jawabnya.

”Kalau kau memang tidak menginginkan apapun...kenapa kau berpura-pura menjadi Yuri eonnie??” Tunggu sebentar!! Lalu di mana Yuri eonnie yang asli???

”Siapa yang pura-pura??...” Hei!!Kenapa malah balik nanya??!!

”Sudahlah..aku sudah tidak mau menyiksamu, Yoona..”. ”Dengan melihatmu sudah hampir pingsan seperti ini...sepertinya pembalasan dendamku 15 tahun yang lalu sudah lunas..”. ”Maaf ya..adik kecilku...aku tidak ada saat kamu datang....”. ”Satu lagi..buku itu..adalah diaryku..aku mau..kamu cari dan simpan buku itu..”

Cring!! Lampu lift menyala kembali. Dia..sudah tidak ada..

Bruk!!

~~~~
”Yoo..Yoona..kau sudah sadar??”

Aku menyipitkan mataku. Eomma ...sepertinya itu tadi suara eomma. Perlahan aku membiasakan mataku pada ruangan berwarna putih ini. Hmm..pasti aku di rumah sakit.

 ”Oh..terima kasih Tuhan..”. ”Yoona...syukurlah akhirnya kamu sadar..” kata eomma lega. Kulihat wajah eomma...lingkarang hitam di matanya mulai terlihat, eomma pasti kurang tidur.

”Bibi!! Benarkah Yoona sudah sadar??” Tiba-tiba Jonghyun oppa sudah berada di belakang eomma. Rambutnya acak-acakan, dia baru bangun tidur rupanya.

”Yoona...kau tidak mau mengatakan sesuatu??”. Eomma.. apa yang mau aku katakan??

”Yoona..ada apa denganmu??kenapa kamu tidak menjawab pertanyaan bibi??” Sekarang giliran Jonghyun oppa yang gelisah. Eomma, Jonghyun oppa.. aku juga tidak tahu. Aku tidak tahu..apa sebenarnya yang terjadi dengan tubuhku. Aku hanya merasa.. berat sekali untuk membuka mulutku.

”Tidak apa-apa..dia hanya masih shock saja...sebentar lagi juga..pasti dia akan bicara kembali..” kata seorang dokter setelah dia memeriksa keadaanku. Memang benar yang dikatakan dokter itu. Aku hanya masih shock dengan kejadian mengerikan itu. Tapi, aku juga tidak boleh berlama-lama diam seperti ini, kasihan eomma.. dia sangat khawatir dengan keadaanku.

Tunggu.. di mana Yuri eonnie?? Sejak tadi, aku tidak melihatnya. Apakah dia baik-baik saja?? Apakah lebih baik... aku tanya Jonghyun oppa saja??

”Oppa.” panggilku cepat.

”Kenapa baru bicara sekarang??”omelnya.  ”Ibumu sudah keluar..”            

”Heh!! Masih untung aku bisa bicara..”protesku. ”Keadaan genting nih..”

”Kenapa??”tanyanya sambil mengupas apel.

”Yuri eonnie..di mana??”. ”Kenapa daritadi gak kelihatan??”

”A..ap..apa??”

”Yuri eonnie di mana??” tanyaku lagi. Aku merasa sikapnya tiba-tiba berubah. Mungkinkah terjadi sesuatu?? Ohh..Yoona..jangan berpikiran yang aneh-aneh!!.. Bisa aja..Yuri eonnie lagi sibuk..

”Ooo..di...dia..” Kulihat Jonghyun oppa terlihat panik, mendengar pertanyaanku. ”Ehmm Yoona..” panggilnya.

”Ne?? Ada apa??” tanyaku.

”Aku mohon kamu siap mendengarnya...” ujarnya lagi. Kali ini tampangnya sangat sedih.

Oh tidak!! Apa yang mau dikatakannya?? Apa yang terjadi dengan Yuri eonnie?? Jangan katakan kalau dia...

”Jangan salahkan siapapun...ini semua kami lakukan karena kami sayang sama kamu..” Ucapannya seakan-akan, ada suatu hal yang mereka rahasiakan dariku. ”Jangan salahkan bibi dan paman..”

”Sebenarnya...Yuri..sudah meninggal 3 tahun yang lalu..”

”Itu gak mungkin..”elakku.

”Itu benar..Yuri sudah meninggal 3 tahun yang lalu saat kamu pergi ke London..”

”Itu gak mungkin..karena..karena...kemarin aku bertemu dengan Yuri eonnie..”

”Apa maksudmu??..bertemu di mana???” Aku yakin Jonghyun oppa kaget mendengar ucapanku. Yeah, aku sendiri juga tidak percaya dengan yang aku alami.
”Aku bertemu dengannya..kemarin siang..di sekolah..” jelasku.

”Di sekolah??

“Iya..di sekolahku dan Tiffany..”

“Tiffany??”

“Iya..Hwang Stephanie…temanku itu..apa oppa lupa??” Ada apa sih dengan Jonghyun oppa?? Masak dia lupa dengan Tiffany??

“Yoona..apa kau?? Tiffany sudah meninggal setahun yang lalu..” ujarnya sambil menatapku sedih.

“Oppa bohong!! Setahun yang lalu Tiffany tinggal di LA!!” bentakku. “Dan sekarang dia sudah pulang!! Kemarin aku bertemu dengannya di sekolah!!”

“Sekolah?? Bahkan semenjak Tiffany meninggal…kamu berusaha keras melupakan gedung rongsok itu.. ”

“Cukup oppa…sekarang aku tidak mau mendengar omong kosong ini..” “Aku mau sendiri..” pintaku. Jonghyun oppa tidak menjawab, dia hanya berjalan keluar kamar dalam diam.

Ini benar-benar gila!! Jelas sekali kemarin aku masih sms-an dengan Tiffany. Bagaimana caranya aku sms-an dengan seseorang yang sudah meninggal setahun yang lalu?? Perlu bukti?? Semuanya ada di handphoneku…

Hmm..sms dari eomma..appa…bibi tetangga sebelah, Jonghyun oppa, Sekretaris Kim, Seohyun, Sooyoung soonbae, dan bla bla bla…

Ke..kenapa tidak ada?? Yang ada hanya sms dari Tiffany setahun yang lalu, waktu dia cerita soal kepindahannya ke LA. Apakah sudah kuhapus?? Ya!! Pasti sudah kuhapus, karena memori handphoneku yang penuh, jadi aku menghapus sms yang tidak penting.

Hmm…ada satu sms yang sepertinya sangat penting. Sampai-sampai…

Tunggu!! Seoul High School…kebakaran?? Setahun yang lalu??

~~
“Yoona!!”

“YOONA!!”

Siapa itu?? Siapa yang memanggilku??

“Yoona!! Bangun!!”

“Eomma??”

“Kamu mimpi apaan sih??” Eomma bertanya dengan gelisah. “Dari tadi kok teriak-teriak histeris..”

Mimpi??..Jadi tadi itu cuma mimpi?? Hahhh..benarkah?? benarkah ini cuma mimpi??..Berarti Tiffany masih hidup kan?? Yuri eonnie..dia juga pasti masih hidup..

“Eomma!! Aku hanya bermimpi??” tanyaku memastikan pada eomma yang baru saja mau keluar kamar. “Kamu kenapa sih?? Bangun-bangun jempalitan kayak gitu?? Iya..kamu cuma mimpi..”

“Yuri eonnie mana??” tanyaku. Aku sudah tidak sabar ingin bertemu dengan eonnie tercintaku itu.

“Yoona…kakakmu..sudah meninggal 15 tahun yang lalu..karena sakit…” jawab eommaku. “Me..meninggal??”tanyaku tidak percaya. “Iya..kakakmu mengidap penyakit tumor waktu umurnya masih 2 tahun..” jelas eommaku. “Berarti..sekarang cuma tinggal aku dan Jonghyun oppa??”

“Apa maksudmu?? Kamu melupakan Yunho?? Dia kan juga kakakmu..” kata eomma bingung. Heh?? Yunho?? Maksudnya Im Yunho…kakakku yang hilang saat umurnya 1 tahun?? Apakah dia sudah ditemukan??

“Jadi Yunho oppa sudah ketemu??” tanyaku senang. “Ketemu?? Memangnya dia hilang?? Dari tadi kan..dia ada di kamar..” ujar eomma yang semakin bingung dengan kelakuanku. Ah sudahlah, yang penting aku bisa bertemu dengan oppaku yang belum pernah kulihat wajahnya.

Aku buru-buru pergi ke kamar yang bertuliskan “Yunho’s room” di depan pintunya. Pasti ini kamarnya..aku yakin sekali. Krekk… Perlahan aku mendorong pintu yang sedikit terbuka itu. Dan di kamar itu, terlihat seorang laki-laki yang sedang sibuk bermain gitar di atas tempat tidurnya. Laki-laki itu kaget melihatku yang tiba-tiba masuk ke kamarnya tanpa mengetuk pintu dulu. “Yoona!! Kenapa kamu masuk kamar orang gak pake permisi sih??” omel laki-laki itu.

“Ini kan..kamarnya Yunho oppa..kamu siapa??” tanyaku pada laki-laki yang-tidak-diketahui-identitasnya itu. “Hei!! Aku ini Yunho!! Ini kamarku!!” bentak laki-laki yang mengakui bahwa dirinya adalah Yunho oppa. Wah..sepertinya dia, memang Yunho oppa..sifatnya mirip dengan Yuri eonnie.

“Mana mungkin oppaku berwajah aneh sepertimu??”candaku. “Yunho oppa seharusnya tampan seperti U-Know DBSK…”

“Emangnya..kamu itu cantik??” tanyanya. “Bahkan masih lebih cantik Kim Tae Hee..”

Pluk!! Aku langsung memeluknya erat. “Aku kangen sama oppa!!” ucapku.

“Kamu kenapa sih?? Kumat ya??” ejaknya. “Belum minum obat??”

“Kumat?? Ya..emang sih..tap..”    
“Yoona!! Yoona!!” Eomma memanggilku, sepertinya penting sekali. “Yoona cepat kemari!!”

“Ada apa, Eomma??” tanyaku bingung.

“Udah..sekarang kamu lihat aja!!” perintahnya sambil menarikku duduk di sofa. Kulihat sepertinya eomma menyuruhku untuk menonton berita yang ada di tv.

“Kebakaran yang terjadi di Seoul High School ini, masih dalam penyelidikan polisi. Kebakaran yang berlangsung pukul 12 siang tadi, telah menyebabkan 1 orang tewas, bernama Hwang Stephanie, diduga korban sedang terjebak di dalam lift pada saat kebakaran terjadi…”.

“I..ini..tidak mungkin..”

~~
Semuanya berkumpul…menggunakan pakaian hitam. Aku, eomma, appa, Jonghyun oppa, Yunho oppa, Seohyun, Sooyoung soonbae, teman-teman sekelasku, keluarga besar Tiffany., semuanya menunduk sedih, tak terkecuali aku.

Tidak..aku sudah tidak bisa menahan air mataku lagi. Semua ini terlalu cepat!! Tiffany..kamu jahat!! Kenapa?? Kenapa kamu harus di dalam lift?? Bukankah aku sudah bilang..jangan naik lift.. Lift itu mengerikan.. Ruangan berbentuk kotak dari besi itu sangat mengerikan. Aku..aku tidak mau sendiri..Tiffany.. apalagi..di hari ultahku ini..tanggal 30 Mei

“Maaf..apakah anda yang bernama Im Yoona??” Tanya seseorang dibelakangku, saat aku baru saja selesai mengikuti prosesi pemakaman Tiffany. Oh, ternyata dia seorang polisi yang menyelidiki kasus kebakaran itu.

“Iya..saya yang bernama Im Yoonna..ada apa??” tanyaku. “Sebenarnya..saat kami mengevakuasi korban, kami menemukan buku ini di samping korban. Mungkin ini milik anda, karena di halaman depan tertulis bahwa buku ini ditujukan untuk Im Yoona..” jelasnya sambil menyerahkan buku yang ia maksud. Buku..My Diary??

Memang benar..buku ini untukku..tapi dari siapa?? A..apakah ini buku yang Yuri eonnie minta untuk aku simpan?? Berarti…ini buku diary Yuri eonnie..saat umurnya 2 tahun?? Umur 2 tahun dia sudah bisa menulis diary??

30 Mei 1990..

Dear diary,
Aku benci Im Yoona!! Aku tidak suka Im Yoona!! Im Yoona merebut eommaku!! Aku benci padamu!!! Aku benci denganmu dan juga temanmu!!! Hwang Stephanie..aku sangat membencimu!!! Kalian berdua!! Aku benci kalian berdua!!!

30 Mei 2005..

Dear diary,
Sudah selesai…pembalasanku..sekarang aku bisa tenang.. Maaf Yoona..aku membunuh sahabatmu itu..karena aku memang benar-benar sangat membencinya..



The End

Sabtu, 08 Oktober 2011